Review Film Sebelum Iblis Menjemput
Memiliki premis yang serupa dengan Pengabdi Setan,
Sebelum Iblis
menjemput bercerita tentang pertumbalan yang melibatkan perjandian dengan
iblis. Chelsea Islan berperan sebagai Alfie, seorang anak yang ditinggal ayahnya,
Lesmana (diperankan oleh Ray Sahetapy) menikah dengan seorang mantan artis
Laskmi (Karina Suwandi). Keadaan ayah yang mengidap penyakit yang misterius membuat
Alfie kembali bertemu dengan ayahnya dengan keluarga barunya. Sakit bapaknya
ini mengantarkan mereka pada kengerian dan rahasia.
Pesugihan menjadi
tema di film ini, yang akan mengingatkan kita pada film Indosiar di tahun
2000-an, lengkap dengan karma berupa penyakit misterius. Namun, jangan samakan
film ini dengan FTV Indosiar. Film ini jauh lebih berkelas.
Film ini berhasil menakuti penonton.
Ini adalah jenis
film dimana sosok menyeramkan ditunjukkan dengan cara terang-terangan di depan
mata. Dan itu berhasil menakuti penonton. Efek menyeramkan di film ini dibangun
dengan gambar yang sadis dan disturbing. Sama
seperti Rumah Dara, yang juga disutradarai oleh Timo Tcahjanto kamu akan
melihat banyak darah di film ini. Beberapa adegan sadis juga akan membuat
penonton ngeri. Unsur gore menjadi fokus utama dalam menakuti-nakuti penonton.
Untuk yang tidak suka darah, film ini mungkin tidak cocok buatmu.
Visual indah dan berkelas.
Film ini
menyajikan pengalaman yang menarik dengan visual yang indah dengan
sinematografi yang berkelas. Musik juga memberi peran dalam menakuti penonton.
Bukan musik lebay yang muncul di keseluruhan film, musik di film ini muncul di
waktu yang efektif sehingga berhasil menakuti penonton.
Film ini berhasil
memberi kengerian dengan berbagai aspek seperti efek praktikal berupa make up
menyeramkan. Make up di film ini dikerjakan dengan sangat baik sehingga
menciptakan sosok monster yang sangat mengerikan dan bikin penonton bersembunyi
setiap sosok itu muncul di layar. Bahkan lebih mengerikan dari sosok ibu di film
Pengabdi Setan.
Plot di film ini
dibangun dengan cepat, di mana penonton akan mengerti konflik film di 15 menit
awal film. Meski begitu, plot tidak dibangun dengan buru-buru.
Film ini akan
mengingatkan kita pada film cabin in the
wood yang terkenal berjudul The Evil Dead. Mulai dari suasana, sampai make
up. Sepertinya Timo Tcahjanto banyak mengambil referensi dari sana.
Beberapa efek CGI
juga digunakan di film ini dan berhasil memberikan kesan menyeramkan. Tidak
seperti kebanyakan CGI di film Indonesia, di sini CGI dikerjakan dikerjakan
dengan baik sehingga sulit disadari keberadaannya.
Elemen jumpscares
masih digunakan di film ini. Dengan porsi yang efektif, jumpscare di sini bukan
menjadi alat utama buat menakuti penonton, tidak seperti kebanyakan film horor
modern Indonesia.
Ditulis dengan
baik dengan dialog yang natural dan tidak berlebihan, didukung dengan akting memukau dari semua aktor yang
terlibat membuat film ini terasa makin berkelas.
Layak dan harus ditonton pecinta horor
Semenjak Pengabdi
Setan sukses dengan jutaan penonton, Indonesia makin rajin memproduksi film
horor. Sayangnya, kita masih menemukan film horor dengan kualitas buruk di
pasar film Indonesia. Sebelum Iblis Menjemput seolah memberi jawaban atas
tantangan Joko Anwar untuk menjadikan Pengabdi Setan sebagai standar kualitas
film horor di Indonesia.
Sebagai film yang
berkualitas, Sebelum Iblis Menjemput layak dan harus dionton pecinta horor
Indonesia.
Komentar
Posting Komentar